VULKANISME
VULKANISME
Oleh ::
SMA NEGERI 7 SURABAYA
Azka
Yahdiyani (X5-04)
Dianita
Affianti (X5-09)
Irfianti Nur Jannah (X5-16)
Meifa
Dikna Adistia (X5-19)
Nila
Irmadani (X5-23)
M. Haikal
(X5-39)
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Assalamualiakum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan YME. Karena atas ridhonya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Vulkanisme” ini dengan lancer
Semoga apa yang
kita buat ini dapat bermanfaat untuk pembacanya. Layaknya manusia yang tiada
sempurna dalam berbuat, kami mohon maaf apa bila terdapat kesalahan yang kami
perbuat.
Tak lupa juga kami memohon kritik dan saran
agar kami menjadi lebih baik.
Demikian yang dapat kami
sampaikan
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
VULKANISME
Vulkanisme
adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi.
Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya
melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api.
Magma
adalah campuran batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas yang terdapat dalam perut Bumi. Aktivitas
magma disebabkan oleh tingginya suhu magma
dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Adanya aktivitas ini dapat menyebabkan retakan-retakan dan
pergeseran kulit bumi. Proses terjadinya vulkanisme
dipengaruhi oleh aktivitas magma yang
menyusup ke dalam litosfer (kulit Bumi). Penyusupan magma ke dalam litosfer dapat
dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
Intrusi Magma
Intrusi
magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Hanya sebagian kecil intrusi magma
yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi
magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk
tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut
plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk, yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk
di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di
antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat
sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan
magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi
korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa
adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema
adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.
Ekstrusi
Magma
Ekstrusi
magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada
retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi
magma inilah yang menyebabkanterjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya
terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung
berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam
tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar
lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan
gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma
dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat
pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika
Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar
melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang
terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Tipe Gunung
Api Berdasarkan Bentuknya
Bentuk gunung api dipengaruhi
oleh sifat bahan, aliran lava,
dan kekuatan letusannya. Berdasarkan bentuknya, gunung api dapat dikelompokkan menjadi empat tipe :
1. Gunung
Api Perisai
Berbentuk
kerucut dengan lereng landai dan
aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses
pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan
dengan jumlah cairan lava cair yang banyak. Contohnya Gunung Maona Loa dan
Maona Kea di Hawaii.
2. Gunung
Api Kubah
Gunung
ini berbentuk kerucut cembung (konvek)
dengan lereng curam. Aliran lava yang kental
dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan
pembekuan lava cepat. Banyak
lava yang membeku di saluran, akibatnya
saluran menjadi tertutup. Letusan yang
sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat
hancur dan lenyap
seketika. Contohnya Gunung Pelee diMartini, Kepulauan Karibia.
3. Gunung
Api Strato (Gunung Api Komposit)
Gunung
ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak
lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang. Lava dapat
mengalir melalui sisi kerucut. Sifat letusan keras. Contohnya Gunung Vesuvius
di Italia, Gunung Etna di Sisilia, Gunung Fuji di Jepang, Gunung Santo Helens
dan Rainier di Amerika Serikat, serta Gunung Merapi, Merbabu, Kelud, dan Semeru
di Indonesia.
4. Gunung
Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk kerucut simetris dengan
lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu
lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusansedang. Contohnya Gunung
Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan
berbagai kenampakan yang menakjubkan di permukaan Bumi. Kenampakan ini
disebut kenampakan vulkanik. Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti
berikut.
Tipe Letusan Gunung
api
a) Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini
dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan
membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api
perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di
Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b) Tipe Stromboli
Tipe ini sangat
khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang
meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai
letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom,
lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di
Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan
lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif
menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c) Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai
ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang
ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai
tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan
debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini
dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe
Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini
juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d) Tipe Merapi
Dicirikan dengan
lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang
agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di
Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran
lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa
Barat.
e)Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api
tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi.
Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan
uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan.
Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan
dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah
Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung
Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan
semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
f) Tipe Pelle
Gunung api tipe ini
menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan
uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini
disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk
menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung
api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.
Material hasil erupsi
Pada waktu gunung api meletus,
material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis.
Ketiga jenis itu adalah material
padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang disebut piroklastika, dan
dibedakan menjadi:
1. batu-batu besar disebut bom,
2. batu-batu kecil disebut lapili,
3. kerikil dan pasir,
4. debu atau abu vulkanis.
Gas-gas
yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat
berujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida
(CL), uap air (H2O) dan sulfida (HCL).
Letusan gunung api yang sangat
dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang sangat
luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contoh :
- Kaldera Tengger (lebarnya 8 km)
- Kaldera Ijen (lebarnya 11 km)
- Kaldera Iyang (17 km), kaldera
- Tambora (lebarnya 6 km), dan
- Kaldera Batur (lebarnya 10 km).
Gunung api yang akan meletus
biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:
1. suhu di sekitar kawah naik.
2. banyak sumber air di sekitar gunung itu
mongering.
3. sering terjadi gempa (vulkanik).
4. sering terdengar suara gemuruh dari dalam
gunung.
5. banyak binatang yang menuruni lereng.
Beberapa jenis hewan mampu
menangkap tanda-tanda alami bahwa gunung yang ditempatinya akan meletus. Jenis
hewan itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.
Keuntungan adanya gunung api
1. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api
saat terjadi erupsi(letusan) dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak
mengandung unsur hara tanaman.
2. Material yang dikeluarkan gunung api saat
terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya
merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.
3. Gunung api terbentuk dari keluarnya magma
dari dalam bumi. Magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa
mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh karena itu di daerah pegunungan
dan gunung api banyak ditemukan bahan tambang.
4. Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan
terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu menjadi daerah yang banyak
hujan.
5. Daerah yang bergunung api biasanya
merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan,
perkebunan, dan daerah pariwisata.
Kerugian adanya gunung api:
1. Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan
lava pijar dan sangat
berbahaya.
2. Gunung api yang meletus juga mengeluarkan
gas yang sangat panas, yang
juga bergerak menuruni lereng. Contoh awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
3. Pada saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur
dengan air yang terdapat di
danau kawah, dan membentuk lahar panas,
yang sangat berbahaya. Contoh lahar panas dari G. Kelud (Jawa Timur).
4. Lava yang menumpuk di puncak gunung akan
hanyut dan turun ke bawah
bersama air hujan sebagai lahar dingin. Wujud
lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air, meluncur ke bawah menuruni lereng.
5. Gunung api yang tinggi dan berderet dapat
membentuk daerah bayangan
hujan. Daerah bayangan hujan ini curah hujannya
sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh Lembah Palu, Sulawesi Tengah.
6. Letusan gunung api bawah laut dapat
menyebabkan terjadinya
gelombang Tsunami, seperti tsunami di di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).
7. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung
api dapat mengganggu
penerbangan dan dapat merusak tanaman.
Komentar